Senin, 17 Agustus 2009

singkong menjadi terigu

"Terigu modifikasi atau tepung dikenal, tepung Cassava, diolah dari berbagai jenis singkong atau ubi dimana setelah dicampur bahan yang disebut `starter` dihasilkan, tepung terigu kualitas tinggi," kata Kepala Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balitbang Departemen Pertanian, Misgiyarta, di Jakarta, Minggu.

Balitbang, kata Misgiyarta mampu memproduksi starter sebanyak 200 kilogram per minggu, dengan perbandingan 100 kg strarter untuk 100 ton tepung terigu, maka dalam sebulan Indonesia sudah mampu memproduksi tepung terigu singkong sebanyak 800 ton.

"Kita sedang menunggu pihak swasta yang sudah menandatangani kerjasama dengan Deptan guna membangun pabrik pengolahan terigu modifikasi, diharapkan, tuntas bulan ini, sehingga dapat langsung berproduksi sebab starternya sudah siap," kata Misgiyarta.

Bila rencana kerjasama terwujud, maka Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada tepung terigu bahan gandum yang sebagian besar diimpor dari berbagai negara diantaranya Australia.

"Kebutuhan tepung terigu nasional berkisar 3,5 hingga 4 juta ton per tahun, dari jumlah tersebut, semuanya dipenuhi dari terigu gandum, tetapi bila terigu modifikasi sudah diproduksi, maka tingkat impor dapat dikurangi," kata Misgiyarta.

Selain impor bisa dikurangi, kata Misgiyarta, petani juga dapat memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi, sebab harga tepung terigu saat ini cukup tinggi yakni berkisar Rp4500 hingga Rp5000 per kg.

"Menjadi masalah bagi petani, saat panen raya harga singkong menjadi sangat murah, nah hadirnya pabrik tepung modifikasi dapat membantu petani tetap memperoleh harga yang layak sebab pabrik membutuhkan bahan baku mereka," kata Misgiyarta

Misgiyarta mengatakan, starter yang merupakan hasil pengolahan bahan pencampur lokal dan bahan aktif, sudah diusulkan dipatenkan sehingga memberikan jaminan produksi dalam negeri.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar