Senin, 17 Agustus 2009

seminar gratis pembuatan terigu dari singkong

klik di bawah ini anda bisa mengikuti seminar gratis pembuatan terigu dari singkong
http://www.facebook.com/home.php?#/group.php?gid=136130186064&ref=mf

keunggulan tepung singkong di banding terigu

Apa sih kelebihan tepung singkong dibandingkan tepung terigu? “Dilihat dari teksturnya, tepung singkong lebih padat sehingga dalam penggunaannya lebih irit. Misalnya, untuk membuat satu adonan kue dibutuhkan 200 gr tepung terigu. Sedangkan dengan tepung singkong hanya diperlukan 150 gr. Di samping itu, tepung singkong memunyai kadar air lebih sedikit sehingga brownies cepat matang saat dikukus, kadar gula lebih tinggi sehingga irit penggunaan gula, rasanya netral sehingga gampang menyerap penambah rasa apa pun, dan harganya lebih murah (tepung terigu dijual dengan harga Rp7 ribu–Rp10 ribu per kilogram, sedangkan tepung singkong Rp5 ribu/kg, red.),” jelasnya.


Dilihat dari daya tahannya, ia melanjutkan, tepung singkong dapat disimpan hingga setahun sedangkan tepung terigu baru sebulan sudah kutuan. Setelah diolah menjadi brownies, brownies singkong mampu bertahan 12 hari di luar lemari es, sedangkan browines terigu hanya selama seminggu (di dalam kulkas, baik brownies singkong maupun brownies terigu mampu bertahan selama sebulan, red.).

membuat terigu dari singkong

anda bisa mengikuti seminar gratis pembuatan terigu dari singkong
daftarkan dirianda melalui sms ke no 021 33166675 atau di 021 33584746anda akan di ajarkan cara membuat terigu dari singkong,
tempat terbatas

singkong menjadi terigu

"Terigu modifikasi atau tepung dikenal, tepung Cassava, diolah dari berbagai jenis singkong atau ubi dimana setelah dicampur bahan yang disebut `starter` dihasilkan, tepung terigu kualitas tinggi," kata Kepala Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balitbang Departemen Pertanian, Misgiyarta, di Jakarta, Minggu.

Balitbang, kata Misgiyarta mampu memproduksi starter sebanyak 200 kilogram per minggu, dengan perbandingan 100 kg strarter untuk 100 ton tepung terigu, maka dalam sebulan Indonesia sudah mampu memproduksi tepung terigu singkong sebanyak 800 ton.

"Kita sedang menunggu pihak swasta yang sudah menandatangani kerjasama dengan Deptan guna membangun pabrik pengolahan terigu modifikasi, diharapkan, tuntas bulan ini, sehingga dapat langsung berproduksi sebab starternya sudah siap," kata Misgiyarta.

Bila rencana kerjasama terwujud, maka Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada tepung terigu bahan gandum yang sebagian besar diimpor dari berbagai negara diantaranya Australia.

"Kebutuhan tepung terigu nasional berkisar 3,5 hingga 4 juta ton per tahun, dari jumlah tersebut, semuanya dipenuhi dari terigu gandum, tetapi bila terigu modifikasi sudah diproduksi, maka tingkat impor dapat dikurangi," kata Misgiyarta.

Selain impor bisa dikurangi, kata Misgiyarta, petani juga dapat memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi, sebab harga tepung terigu saat ini cukup tinggi yakni berkisar Rp4500 hingga Rp5000 per kg.

"Menjadi masalah bagi petani, saat panen raya harga singkong menjadi sangat murah, nah hadirnya pabrik tepung modifikasi dapat membantu petani tetap memperoleh harga yang layak sebab pabrik membutuhkan bahan baku mereka," kata Misgiyarta

Misgiyarta mengatakan, starter yang merupakan hasil pengolahan bahan pencampur lokal dan bahan aktif, sudah diusulkan dipatenkan sehingga memberikan jaminan produksi dalam negeri.(*)

singkong indonesia

Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, dalam bahasa Inggris bernama cassava, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.

Umbi singkong siap dijual.Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.

Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.


[sunting] Sejarah dan pengaruh ekonomi
Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas M. esculenta dapat dibudidayakan.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810[1], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.


[sunting] Proses pembuatan
Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka.


[sunting] Penggunaan
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.


[sunting] Singkong sebagai makanan ternak
Biasa digunakan di negara-negara seperti di Amerika Latin, Karibia, Tiongkok, Nigeria dan Eropa.